BSIP Kalteng Laksanakan Kegiatan koordinasi dan Sosialisasi Penerapan Standardisasi Instrumen Pertanian dengan Stakeholder terkait Komoditas Eksponensial (Kopi)
PANGKALAN BUN - Dalam rangka kegiatan penerapan Standarisasi Instrumen Pertanian (SIP), BSIP Kalteng melakukan koordinasi, sosialisasi dan konsolidasi penerapan standarisasi instrumen pertanian dengan stakeholder terkait komoditas eksponensial kopi di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kamis (20/07/2023).
Koordinasi, sosialisasi dan konsolidasi penerapan standarisasi instrumen pertanian dilaksanakan di Dinas Pertanian Kabupaten Kotawaringin Barat di hadiri oleh Kepala BSIP Kalteng (Dr. Akhmad Hamdan, S.Pt., MP), Kepala Dinas Pertanian Kotawaringin Barat (Ir. Kris Budi Hastuti ) didampingi Sekretaris Dinas, Kabid TP, bidang Keswan dan bidang Perkebunan.
Kepala BSIP Kalteng (Dr Akhmad Hamdan, S.Pt., MP) dalam kesempatan ini mensosialisasikan terkait bertransformasinya BPTP menjadi BSIP (Badan Standardisasi Instrumen Pertanian) Kalimantan Tengah dan mendapatkan amanah kerja dari Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) untuk mengungkit komoditas eksponensial berupa tanaman perkebunan yakni kopi. Arah dan keluaran kegiatan berupa pendampingan lembaga dalam penerapan Standar Instrumen Pertanian (SIP) yang cenderung ke hilirisasi berupa produk, dalam hal ini bisa berupa biji kopi atau pun olahan biji kopi, yakni bubuk kopi yang usahanya dikelola skala mikro, kecil, atau menengah (UMKM).
Kegiatan dilanjutkan dengan megadakan pertemuan di desa Kumpai Batu Atas Kecamatan Arut Selatan dengan melakukan diskusi bersama para petani/pekebun kopi sebagai pelaku utama/usaha dan milenial pendamping (Ardi) sebagai penggerak UMKM kopi diwilayah tersebut dan didampingi pula oleh tim dari dinas pertanian Kotawaringin Barat.
Sampai saat ini melalui Arbi sebagai milenial pendamping, kopi KBA pernah di ekspor ke Jepang sebagai stimulus awal pengenalan produk kopi Indonesia ke kancah internasional.
Diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas hasil pertanian yang berorientasi pasar di tingkat domestik maupun internasional yang berdaya saing tinggi melalui penerapan standardisasi instrumen pertanian.